BERSUKACITALAH , BAHWA SEKARANG INI KITA DAPAT MELIHAT WUJUD DARI “KEBENARAN FIRMAN TUHAN” TENTANG “KETURUNAN IBRAHIM”


BERSUKACITALAH , BAHWA SEKARANG INI KITA DAPAT MELIHAT WUJUD DARI “KEBENARAN FIRMAN TUHAN”  TENTANG  “KETURUNAN IBRAHIM” 


Suka atau tidak suka tiga agama besar dunia yaitu Agama Yahudi, Agama Kristen dan Agama Islam adalah agama – agama Abraham atau masyarakat yang lahir  (keturunan) dari Abraham bin Terah. Berhubung karena ketiga Agama Abraham itu juga tersebar merata juga hampir pada semua negara yang ada di atas dunia ini, maka dengan sendirinya mereka mendapat predikat terhormat sebagai kelompok mayoritas dunia. 
 Akan tetapi predikat sebagai “kelompok mayoritas” itu belum dapat menjadi potensi kekuatan dunia, sebab selama ini atau sudah lebih dari 4000 tahun lamanya mereka terus terlibat dengan pertikaian berdarah antar sesama keturunan Abraham. Adapun permasalahan yang mendorong terjadinya pertikaian berdarah ini adalah, “adanya pemahaman tentang firman Tuhan disama artikan dengan kata atau pengetahuan manusia”. Sehingga keluarga suci Abraham yang memiliki dua istri yaitu Sara dan Hagar, diartikan sebagai dua istri dengan posisi yang juga terbagi dua yaitu Sara sebagai istri utama dan Hagar sebagai istri utama yang kedua. Sehingga sadar atau tidak sadar sudah sejak awal terbentuknya sejarah keluarga Abraham telah terjadi permasalahan untuk memperebutkan perhatian seorang suami  atau terjadi pertikaian antara Sara dengan Hagar.          

Padahal keluarga Abraham adalah keluarga suci yang sudah dipilih oleh Tuhan melalui firmanNya yang tertulis dalam Kejadian 12, 2; untuk melahirkan suatu bangsa Tuhan di atas dunia ini. Jadi perlu terlebih dahulu dikemukakan bahwa berbicara tentang keluarga Abraham adalah berbicara tentang firman Tuhan, sehingga dalam hal ini tidak boleh dicampur dengan kata atau pengertian dari manusia tanpa kecuali. Dan sebagai suatu rencana (suci) yang akan dilaksanakan di atas dunia yang penuh dosa, Abraham sebagai firman juga akan dihadapkan dengan tantangan kegagalan bahkan kehancuran. Jadi dalam hal ini apapun yang terjadi terhadap keluarga Abraham dengan istrinya Sara dan Hagar, sudah pasti bukan permasalahan tetapi perintah Tuhan untuk melaksanakan pengorbanan secara total (tanpa membutuhkan pendapat dari manusia). Karena tulisan sederhana ini adalah berbicara tentang firman Tuhan, dengan sendirinya “pengorbanan Sara dan Hagar adalah kebenaran firman Tuhan yang tidak mengenal pilih kasih, tujuannya untuk kebaikan serta kesejahtraan manusia, dan tidak akan pernah satu firman akan bertentangan dengan firman sebelumnya maupun dengan firman Tuhan sesudahnya, serta sifatnya (sifat firman) kekal abadi selamanya.

Sara sebagai istri seorang suci yang bernama Abraham dituntut harus rela berkorban antaralain: Sara harus mengikuti kepergian Abraham meninggalkan kampung halaman beserta orang tua serta sanak saudara ke negeri lain yang jauh (ke Kanaan),  setelah di negeri lain yang jauh itu Sara juga harus mengikuti Abraham mengungsi ke negeri yang lain lagi karena terjadi bencana kegagalan hasil panen (bencana kelaparan), kemudian Sara yang pada waktu itu adalah istri Abraham satu – satunya, ternyata menderita penyakit mandul yang berkepanjanagan hingga usia tua bahkan hingga mengalami mati haid. Dan ketika Tuhan turun ke bumi untuk mengobati penyakit mandul Sara yang berkepanjangan itu, lalu dia dapat mengandung kemudian melahirkan seorang anak (yang diberi nama Ishak) untuk Abraham, ternyata berita baik ini tidak berlangsung lama. Sebab baru setelah Ishak menginjak masa anak – anak yang sedang lucu - lucunya, Sara dengan perasaan sejuta kesedihan harus merelakan anaknya Ishak menjadi kurban bakaran untuk Tuhan (Kejadian, 22, 2 ).

Demikian dengan Hagar yang kemudian ikut masuk menjadi istri seorang suci yaitu Abraham, juga harus rela berkorban tidak ubahnya seperti Sara,.artinya Hagar yang baru saja mengalami hamil muda harus pergi kehutan buas yang jauh dari rumahnya, untuk menghindari perlakuan majikannya (Sara)  yang dirasakan sudah terlalu kasar berlebihan. Tetapi atas perintah Tuhan yang turun kebumi untuk menemui Hagar, dia disuruh segera kembali  pulang ke hadapan majikannya sebab bayi dalam kandungannya adalah juga seorang suci. Kemudian Tuhan menyuruh Hagar bahwa setelah sampai dirumah nanti, harus memberi sikap yang lebih rendah hati atau lebih menyenangkan hati majikannya yaitu Sara (Kejadian 16, 7 – 15 ). Kemudian setelah Hagar melahirkan anak Abraham yang diberi nama Ismail, tidak dapat disangkal Abraham sangat berbahagia. Ismail yang pada saat itu masih menjadi anak satu – satunya dalam keluarga Abraham, selalu menjadi tumpuan kasih sayang. Bahkan Abraham membawa serta anaknya Ismail yang sudah berusia sekitar 12 tahun ikut menghadap Tuhan untuk mendapat berkatNya. Akan tetapi seiring dengan kelahiran Ishak anak Sara yang kemudian mulai memasuki usia anak – anak  terjadi hal yang sebaliknya, Sara menyuruh Hagar dan Ismail untuk pergi meninggalkan rumah ke negeri lain yang jauh. Dan sikap Sara ini akhirnya diketahui  bukan hanya disetujui Abraham tetapi lebih dari itu tanpa diketahui sebelumnya  ternyata adalah firman Tuhan (Kejadian 21, 12 ), lalu dengan perasaan ketakutan, karena  hanya membawa bekal hidup seadanya, serta tanpa tujuan yang pasti, Hagar dan anaknya Ismail pergi jauh memasuki hutan lebat yang buas.

Sekali lagi diingatkan bahwa tulisan ini berbicara tentang firman Tuhan, dengan sendirinya adalah kebenaran yang bukan hanya untuk kebaikan keluarga Abraham tetapi untuk kebaikan seluruh ciptaan Tuhan sebagaimana adanya pada masa sebelum Adam dan Hawa di Taman Eden terjebak godaan dosa (Iblis) yang terkutuk.  Untuk itu tujuan tulisan kecil ini adalah untuk sedapat mungkin menjelaskan bahwa kebenaran firman Tuhan sehingga hanya untuk keyakinan orang – orang yang beriman, yang tidak dapat disama artikan dengan perkataan atau disama artikan dengan rencana manusia. Dan berhubung  firman Tuhan tentang Abraham ini telah berlangsung sekitar 4000 tahun lebih, jadi kebenaran Tuhan ini telah memiliki masa depan yang cukup panjang. Tentu dengan sendirinya “bagaikan menonton cerita film” kita akan dapat melihat (kebenaran) firman Tuhan yang memang memiliki dimensi yang penjelasannya membutuhkan perjalanan waktu yang semakin lama akan semakin memberi penjelasan yang semakin komplit (lengkap).

Setelah 4000 tahun lebih usia turunnya firman Tuhan kepada Abraham maka dapat diketahui, bahwa keputusan Abraham mengikuti saran Sara untuk menikah dengan salah satu asisten rumah tangga mereka yaitu Hagar (wanita Mesir) ternyata tidak sampai bertabrakan dengan kebenaran firman Tuhan yang sudah diturunkan ke bumi. Akan tetapi karena rencana Sara dan Abraham ini akan menjadi firman Tuhan berdasarkan keberadaan seorang suci (Abraham) dengan sendirinya terjadi tambahan firman Tuhan yang secara khusus untuk mengatur keluarga Abraham bersama – sama dengan Sara dan Hagar sebagai pendatang baru. Dan berhubung Hagar sudah masuk menjadi seorang suci, maka dengan sendirinya anak yang akan dikandung serta akan dilahirkannya (Hagar)  adalah juga seorang suci seperti anak yang sebelumnya sudah difirmankan Tuhan  akan dilahirkan oleh Sara. Ini artinya bahwa Abraham akan memiliki dua orang anak, yang satu diantaranya anak yang dilahirkan oleh Sara (Ishak) akan tetap pengemban firman Tuhan yang tertulis dalam Kejadian 12, 2 yaitu firman tentang adanya suatu bangsa pilihan untuk secara khusus menjadi pelayan (petugas) di dalam Taman Eden yang ditemukan kembali tepatnya terletak di lokasi Tanah perjanjian di Tanah Kanaan. Sedang untuk Ismail anak Hagar akan mengemban firman Tuhan sebagaimana tertulis dalam Kejadian 16, 7 – 15; antara lain dijelaskan, bahwa Tuhan sudah memberkati bayi laki - laki yang masih ada dalam kandunganmu ( Hagar), anak itu anak itu nantinya menjadi seorang pria yang akan melahirkan banyak keturunan sehingga tidak dapat dihitung. Kemudian dalam Kejadian 17, 20; Tuhan antara lain menambahkan, Tuhan akan memberkati Ismail sehingga beranak cucu sangat banyak. Ismail juga diberkati Tuhan sehingga akan memperanakkan dua belas raja, dan membuatnya menjadi bangsa yang besar. 

Akan tetapi harus tetap dingat bahwa untuk dapat mencapai tujuan firman Tuhan ini, utamanya Sara dan Hagar harus melewati (berkorban) banyak rintangan berat, utamanya rintangan yang muncul dari perbedaan pendapat dari kedua istri Abraham itu tentang firman Tuhan. Karena hal inilah sepintas lalu kelihatan telah terjadi perbuatan (pertikaian) saling menyakiti antara Sara dengan Hagar. Padahal sebagai firman Tuhan maka semua yang dilakukan kedua istri Abraham itu,adalah “pengorbanan suci untuk terwujudnya atas kebenaran  firman Tuhan. Dan sejalan dengan masa depan firman Tuhan ini sudah mencapai kurun waktu lebih dari empat ribu tahun seperti sekarang (abad 21) sekarang ini, maka dengan mudah dapat diketahui bahwa kebesaran nama keturunan Abraham sepenuhnya terwujud.

Pada bagian akhir tulisan ini, sebuah mimpi tidak berarti akan dikemukakan; Seandainya AS membangun sebuah patung Abraham dengan kedua anaknya Ishak dan Ismail berada dalam dekapannya, tentu patung Ishak dan Ismail harus dapat berputar untuk menepis adanya anggapan bahwa patung anak Abraham yang berada dalam pangkuan sebelah kanan sebagai anak yang utama serta yang ada pada pangkuan sebelah kiri sebagai anak utama kedua. Maka dimungkinkan semua keturunan Abraham yang sudah tersebar diseluruh dunia tidak akan memberi reaksi yang menentang, selanjutnya diharapkan lagi semua keturunan Abraham baik yang lahir melalui garis keturunan Ishak maupun yang lahir melalui garis keturunan Ismail dapat mencapai perdamaian abadi yang sejahtera tidak ubahnya bagaikan Ishak dan Ismail secara bersama – sama melompat manja kepangkuan bapaknya yaitu Abraham. 

Seandainya keturunan Abraham telah bersatu hidup rukun dan damai, dengan sendirinya mereka akan menjadi kekuatan mayoritas dunia. Lalu mereka secara sukarela (gerakan moral) membuang jauh hingga kealam neraka semua senjata untuk berperang, demikian juga senjata pemusnah nuklir; maka bukan hanya  “ transaksi abad ini  sebagai mana telah direncanakan pemerintah AS “ yang akan terlaksana, tetapi satu demi satu secara pasti firman Tuhan berikutnya akan turun lagi kebumi. Sebab tidak mungkin firman Tuhan yang turun untuk menciptakan langit dan bumi serta segala isinya termasuk Taman Eden tempat atau istana Tuhan yang diberi menjadi tanggung jawab Adam dan Hawa (umat manusia), akan hilang sebagaimana dimimpikan oleh Iblis. Dan semua ciptaan Tuhan adalah firman yang akan kekal tidak akan mengalami perubahan walau untuk sekecil apapun. .               
Artikel sederhana ini ditulis (Samosir mf) ketika berada di “setapak lahan pertanian" Kakek yang terletak di Desa Sarulla Tapanuli Utara, tetapi telah mengalami perbaikan sesuai pengalaman bulan Januari 2020, dan saya ucapkan Shalom dan Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh untuk seleruh keturunan Abraham tanpa kecuali. 

Januari 2020 oleh Mangasa Samosir Harianja (Samosir mf) dan salam dari tanah Batak “horas” bah.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MARI KITA MULAI BELAJAR PADA MASA DEPAN, DAN TINGGALKAN BELAJAR PADA MASA LALU

Handling of Viral Disease (Penanganan Wabah Penyakit Virus)